Nyobain Jamu Tradisional Ginggang, Warung Jamu Legendaris di Jogja

warung jamu legendaris jogja
Warung Jamu Tradisional Indonesia Ginggang

Waktu ikut walking tour rute Pakualaman di Jogja tahun lalu, rombongan ku dilewatkan ke sebuah warung jamu tradisional yang sudah berdiri sejak tahun 1950. Bangunan warung jamu ini berada di belakang dari Pura Pakulaman. Kala itu kami berjalan memutar mulai dari gerbang depan Pura Pakualaman ke masjid Masjid Ageng Pura Pakualaman lalu berjalan sedikit hingga sampailah ke warung jamu legendaris ini.

Bagi orang jawa jamu merupaka ramuan yang terbuat dari campuran empon-empon (rempah-rempah seperti kunyit,jahe, kencur dll), daun-daunan, akar rimpang, buah, bunga dll yang diracik secara khusus sehingga mampu menyembuhkan penyakit. Jadi bisa dibilang, jamu adalah obatnya orang Jawa. Namun tak hanya dibuat untuk Kesehatan jamu di Jawa dibuat untuk merawat tubuh. Seperti menambah stamina tubuh, menjaga ketahanan tubuh, menjaga bentuk tubuh agar bagus hingga menghilangkan bau badan tubuh.

Kata jamu sendiri merupakan singkatan dari jampi usodo. Jampi merupakan bahasa jawa yang berarti doa dan usodo berarti kesehatan. Jadi bisa diartikan jamu adalah doa-doa untuk kesembuhan.

Baca juga : Spikoe Hana, Oleh-oleh Kue Legendaris Malang

Sejarah Warung Jamu Ginggang

Warung jamu Ginggang merupakan pelopor industri jamu di Jogja yang berdiri sejka tahun 1950. Sebenarnya, warung jamu ini sudah dirintis sejak tahun 1930 oleh Bilowo yang merupakan abdi dalem Puro Pakualaman. Beliau merupakan seorang pembuat jamu untuk Kanjeng Sinuwun Paku Alam VII. Seizin dari Paku Alam VII, Bilowo akhirnya mulai berjualan jamu.

Nama Ginggang sendiri berasal dari pemberian Sri Paku Alam VI yang lengkapnya ‘Jamu Jawa Asli Tan Ginggang’. Tan Ginggang sendiri merupakan bahasa jawa yang artinya selalu akrab, rukun dan bersatu. Dengan harapan, warung jamu ini bisa membuat warga jadi bersatu.

Pemilik dan pengelolanya sekarang adalah Rudy Supriyadi yang merupakan generasi kelima. Generasi pertamanya adalah Mbah Joyo, lalu Mbah Bilowo, Mbah Puspomadyo, Bu Dasiyah dan sekarang Pak Rudy Supriadi.

Baca juga : Pengalaman Seru Ke Artjog 2022

Jamu Ginggang

menu jamu ginggang
Daftar menu jamu ginggang

Menu jamu ginggang ada 45 macam yang  dibedakan menjadi tiga jenis yaitu jamu biasa, minuman dingin dan jamu telur. Tiap jamu memiliki manfaat masing-masing. Ada jamu sehat wanita, beras kencur, kunir asem, sehat lelaki, sawan tahun, ngeres linu, galian parem, galian singset, cabai lempuyang, paitan dan masih banyak lagi.

Konsumennya juga terbagi dalam tiga macam jenis konsumen yang sering membeli dan mengkonsumsi jamu ginggang. Mulai dari remaja yang biasanya mulai menstruasi, lalu orang dewasa dan orang tua yang rutin datang minum jamu.

Proses produksi biasanya dilakukan dari  pukul 05.00 WIB hingga 08.00 WIB. Cara  pengolahannya pun masih menggunakan cara tradisional dengan tetap mempertahankan cita rasa walau sudah berpindah dari generasi ke generasi. Jamu masih dibuat dengan cara ditumbuk dan selalu diracik segar.

Di etalase warung, sobat bee bisa melihat panci-panci besar yang berisi jamu dengan jenis-jenis yang berbeda. Jika sobat bee memesan jamu biasa, nanti akan langsung dicidukkan dari panci-panci besar tersebut.

nyobain jamu ginggang jogja
Nyobain jamu es temulawak

Suasana Warung

Bangunan warung masih berupa bangunan kayu semi permanen. Di Jogja sendiri bangunan rumah jaman dulu merupakan rakitan kayu yang bisa dipindahkan ke mana saja. Warung Jamu Ginggang masih memakai bangunan lawas seperti itu, membuatnya terlihat semakin autentik.

Bangku-bangku warung juga merupakan meja dan kursi kayu lawas. Selain itu terdapat etalase dekan dengan bangku yang berisi permen dan jamu-jamu kering.

Lokasi dan Harga

Warung Jamu Ginggang terletak di Jalan Masjid No 2, Kauman, Pakualaman, Yogyakarta.

Untuk harga jamu bervariasi mulai dari Rp 6.000 hingga Rp. 25.000

Jam Buka

Senin – Minggu : 08.00 WIB – 20.00 WIB


1 komentar