Pengalaman Seru ke Artjog 2022

pameran seni kontemporer Jogja

Dari pertama kali tau tentang Artjog, aku sudah ada keinginan untuk mendatanginya. Namun sayangnya setiap kali ke Jogja selalu saja waktunya tidak cocok dengan tanggal diadakannya pameran seni kontemporer ini.

Tiap tahunnya Artjog selalu diselenggarakan di Jogja, waktu penyelenggaraannya biasa di pertengahan tahun yaitu sekitar bulan Juni, Juli atau Agustus. Lokasi penyelenggaraan tidak berpindah-pindah, tetap di Jogja Nasional Museum yang terletak di Jalan Amri Yahya no 1, Gampingan Wirobrajan, Yogyakarta.

Dan akhirnya di tahun 2022 ini bisa berkesempatan kembali mengunjungi Jogja di akhir bulan Juli. Di tahun 2022 ini Arjog kembali dibuka dari tanggal 7 Juli – 4 September 2022. Dan kebetulan banget aku berangkat ke Jogja tanggal 31 Agustus, sehingga bisa dating dan menyaksikan langsung karya-karya yang di pamerkan di Artjog pada tanggl 1 September 2022 sebelum esoknya meluncur ke Kota Solo.

Tentang Artjog

Artjog merupakan pameran seni kontemporer terbesar di Indonesia yang diselenggarakan secara tahunan. Acara ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008 dengan nama Jogja Art Fair yang merupakan rangkaian acara Fesrtival Kesenian Yogyakarta XX.

Di tahun 2009 Jogja Art Festival tidak lagi menjadi bagian dari Festival Kesenian Yogyakarta dan pada tahun 2010 berubah nama menjadi Artjog. Awalnya acara ini bertempat di Taman Budaya Yogyakarta. Lalu pada tahun 2016 berpindah ke Jogja National Museum hingga sekarang.

Di tahun 2020 dan 2021 Artjog sempat diadakan secara online. Karena saat itu seluruh negeri sedang menghadapi pandemi Covid-19. Sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pameran secara offline.

Artjog 2022

Tiap tahunnya Artjog mengusung tema yang berbeda-beda. Di tahun 2022 sendiri, tema yang diusung adalah ‘Expanding Awareness’ atau yang bermakna ‘Perluasan Kesadaran’. Tema ini dikatakan menjadisatu sisi refeleksi tentang apa yang terjadi 2 tahun kemarin. Dan menegaskan bahwasannya Artjog aware terhadap lingkungan sekitar, seperti anak-anak dan teman difabel yang kadang suka terlupakan. Dan ingin menunjukkan bahwa siapapun boleh terlibat dalam acara ini.

Dikatakan Artjog kali ini juga menggandeng teman-teman seniman dari Yogya Disability untuk membuat karya kolaboratif. Instalasi dengan teman difabel akhirnya mengisi ruang khusus di Artjog.

Artjog jogja
Karya yang dipamerkan di ruang pertama

Saat pertama kali masuk ke ruang pameran, ruang pertamanya berisi kan karya seni kontemporer berupa kumpulan benang yang membentuk otak manusia.

Lalu masuk ke dalamlagi terdapat ruang dengan sedikit penerangan di mana pengunjung bisa melihat kotak kaca yang berisi hiasan plastic dengan tulisan yang mengatakan bahwa yang di dalam kota itu adalah perusak bumi. Dan yang kita lihat adalah pengunjung lain yang sedang berada di dalam ruang kaca tersebut. Lalu masuk ke ruang setelahnya terdapat berbagai macam pesan dari pengunjung untuk menjaga lingkungan. Dan kita juga bisa menulis pesan sendiri karena di sana disedikan kain putih dan crayon untuk pengunjung berkreasi menyampaikan pesan-pesan mereka.

artjog jogja

Masih di lantai satu, ada ruangan khusus yang berisi karya seni dari teman disabilitas. Juga ada buku-buku yang membahas tentang disabilitas dalam konteks sejarah. Dan tenyata dari jaman kerajaan di Indonesia, teman-teman disabilitas punya peran dan dihargai.

Lanjut ke lantai 2 ada berbagai macam seni lukis. Yang paling menarik adalah lukisan yang ketika kita memfotonya lewat aplikasi Instagram stories dengan filter tertentu, di lukisan tersebut akan keluar tulisan ‘Don’t Worry You’re Worthy’.

Di sini juga terdapat patung sailormoon dengan wajahnya wanita Indonesia yang menggunakan jilbab berwarna seperti rambut sailormoon dan baju putih rok abu-abu namun penampakannya seperti baju sailormoon. Patung karya dai Alfiah Rahdini ini menggambarkan pembauran budaya Indonesia dengan negara asing yang terjadi di Indonesia. Hal ini digambarkan dari sosok wanita (muslim) yang memperagakan cosplay karakter anime dengan tetap menggunakan hijabnya.

Setelah puas berkeliling di lantai 2, aku kembali turun ke lantai 1 dan berjalan ke bagian paling belakang. Di sana terdapat ruang berisi perosotan tinggi yang berjudul Catatan Pinggir Jurang karya dari Alex Abbad dengan Angki Purbandono. Lewat karyanya ini, Alex dan Angki memadukan semua jenis media untuk menciptakan instalasi yang tak hanya bisa dinikmati dengan mata, tetapi juga telinga bahkan sentuhan.

Ruangan ini berisi bantal-bantal yang di pasang mengelilingi ruangan dan dibuat memutar ke atas dengan sebuah perosotan berwarna biru. Warna bantal didominasi dengan warna pink. Diantara bantal-bantal tersebut terdapat 250 image miliki Angki Purbandono yang dipadukan dengan narasi yang ditulis oleh Alex Abbad.

“Catatan Pinggir Jurang merupakan visualisasi tentnag jurang yang berbentuk seperti mimpi. Alur jalan yang dipilih mulai dari kiri terus ke atas merupakan penggambaran melawan arah jarum jam. Semua yang ada di alam ketika dia berangkat ke kiri, dia arahnya ke atas. Dari semua kesadaran yang akan kalian alami, ketika gelas kalian penuh harus dikosongin lagi dari titik 0. Kesadaran adalah sebetulnya tidak sadar kalau kita sadar”, Alex Abbad.

Gimana cara mengkosongkan gelas, dalam Catatan Pinggir Jalan adalah dengan terjun langsung dari atas lewat perosotan. Meski nampaknya mudah untuk dilakukan, nyatanya ketika benar-benar akan terjun ke bawah sangat menakutkan. Karena jika dilihat dari samping tidak terlalu curam namun ketika sudah duduk di atasnya baru terlihat sangat curam. Dan membutuhkan keberanian yang berlebih untuk bisa melakukannya.

Mungkin seperti hal ini menggambarkan seperti langkah pertama dalam memulai sebuah impian. Awal melihatnya seperti mudah digapai, namun ketika akan memulai langkah pertama timbul banyak ketakutan untuk melangkah. Namun setelah langkah pertama rasanya baru plong dan lega. Seperti itulah yang dirasakan setelah terjun dari perosotan. Rasanya segala kekhawatiran sirna digantikan rasa lega.

Setelah mencoba perosotan terdapat ruang yang di desain ramah terhadap anak-anak. Terdapat banyak mainan yang mendukung kreasi anak. seperti stempel dengan bentuk beraneka macam, di mana pengunjung bisa mengkreasikan dengan membuat lukisan atau gambar dari perpaduan stempel tersebut.

Harga Tiket Masuk

Dewasa         : Rp 75.000

Anak-anak    : Rp. 50.000


Tidak ada komentar

Posting Komentar